Nama Kelompok : Ady Cahyono
(713.7.1.0223)
Moh. Jazuli (713.7.1.0205)
MEDIA CETAK DALAM PEMBELAJARAN
A. MEDIA
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang
secara harafiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’, atau ‘pengantar’. Kata media
merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai
perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima
(Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001).
Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan
dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Gerlach & Ely (1971)
mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia,
materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.
Secara umum, manfaat
media dalam proses pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga pembelajaran akan lebih efektif dan efisien. Tetapi
secara lebh khusus ada beberapa manfaat media yang lebih rinci Kemp dan Dayton
(1985) misalnya, mengidentifikasi beberapa manfaat media dalam pembelajaran
yaitu :
1.
Penyampaian
materi pelajaran dapat diseragamkan
2.
Proses
pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
3.
Proses
pembelajaran menjadi lebih interaktif
4.
Efisiensi
dalam waktu dan tenaga
5.
Meningkatkan
kualitas hasil belajar siswa
6.
Media
memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja
7.
Media dapat
menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
8.
Merubah peran
guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
B.
MEDIA
PEMBELAJARAN
Media pembelajaran dapat dikatakan bahwa proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima
komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media
pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan
(bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan
perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau
elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal. Batasan lain dikemukakan oleh AECT (Association of Education and
Communication Technology, 1977) memberi batasan tentang media sebagai segala
bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. Sebagai
sistem penyampai atau pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator
menurut Fleming (1987) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam
dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi
atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama
dalam proses pembelajaran (peserta didik dan isi pelajaran).
Di
samping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa setiap sistem
pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai kepada
peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat
yang menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pembelajaran.
Bretz
mengidentifikasi ciri utama media menjadi tiga unsure pokok yaitu; suara,
visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga yaitu gambar, garis dan symbol
yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera
penglihatan. Bretz juga membedakan antara media siar dan media rekam, sehingga
terdapat 8 klasifikasi media; 1) media audio visual gerak, 2) media audio
visual diam, 3) media audio semi-gerak, 4) media visual gerak, 5) media visual
diam, 6) media semi-gerak, 7) media audio, dan 8) media cetak.
C. MEDIA CETAK
Salah
satu media pembelajaran yang dapat diguanakan yaitu media cetah. Penemu pertama
Media Cetak adalah Johannes Gutenberg pada tahun 1455 terutama di Negara Eropa.
Perkembangan awal terlihat dari penggunaan daun atau tanah liat sebagai medium
bentuk media sampai percetakan. Gutenberg mulai mencetak Bible melalui teknologi
cetak yang telah ditemukannya. Teknologi mesin cetak Gutenberg mendorong juga
peningkatan produksi buku menjadi hitungan yang tidak sedikit. Teknologi
percetakan sendiri menciptakan momentum yang justru menjadikan teknologi ini
semakin mendorong dirinya untuk berkembang lebih jauh.
Lanjutan
dari perkembangan awal media cetak adalah dimana perkembangan teknologi yang
belum berkembang, yaitu media cetak dibuat memakai mesin tik untuk membuat
suatu iklan produk sedangkan gambar-gambar atau animasi yang memperbagus iklan
produk itu dibuat secara manual dengan menggunakan pena.
Tanda-tanda
perkembangan media cetak adalah melek huruf ( kemampuan untuk baca-tulis ).
Memang melek huruf adalah kondisi yang dipunyai oleh kaum elite. Bahasa yang
berkembang pun hanya beberapa bahasa pokok, bahasa latin – misalnya.
Perkembangan pendidikan pada abad 14 juga mendorong perkembangan orang yang
melek huruf.
Perkembangan
media cetak sekarang yaitu didukungnya perkembangan teknologi yang sudah
berkembang, sehingga dapat memudahkan orang untuk membuat suatu iklan yang
lebih kreatif dan atraktif. Dapat dijelaskan bahwa perubahan perkembangan awal
media cetak dan perkembangan sekarang media cetak adalah didukung perkembangan
teknologi yang semakin canggih. Sehingga membawa perubahan pada bagian bentuk,
format, struktur, tekstur dan model dari iklan tersebut, akan tetapi
perkembangan teknologi tidak mempengaruhi atau mengubah isi dari suatu iklan
yang muncul di media. Pembuatan media cetak sekarang dengan teknologi yang
canggih adalah dengan menggunakan komputer untuk mendesain iklan suatu produk
dengan menggunakan grafis dan dicetak dengan printer.
Perkembangan
teknologi media cetak yang berkaitan dengan perkembangan media cetak itu
sendiri seperti munculnya majalah, Koran, surat-surat kabar yang isinya tentang
artikel yang bertemakan politik, kesenian, kebudayaan, kesustraan, opini-opini
public dan informasi tentang kesehatan dapat mewarnai kehidupan masyarakat.
Misalnya dalam artikel yang bertemakan politik, bahwa politik yang semakin
menjamu dalam Negara. Kemudian peristiwa-peristiwa penting yang mempengaruhi
sejarah kehidupan masyarakat. Surat kabar atau yang biasa disebut Koran adalah
salah satu media cetak jurnalisme dimana isinya memuat artikel-artikel tentang
seputar informasi-informasi atau berita tentang seputar kehidupan manusia,
mulai dari yang bertemakan politik, kesehatan, hukum, sosial, ekonomi sampai
periklanan.
Adapun
majalah yang terbit zaman dulu, dan masih tetap sama isinya dengan majalah
sekarang, itu karena kepercayaan masyarakat terhadap media cetak tersebut.
Biasanya dari artikelartikel yang termuat di media cetak tersebut, yang memuat
kritikan yang dapat membuka mata masyarakat sehingga terjadi revolusi. Selain
kritikan, surat kabar juga memuat tulisan-tulisan dan dokumen-dokumen penting
yang merupakan kinerja pemerintah yang dapat menjadi skandal dan korupsi
pemerintah.
Contoh media cetak dalam pembelajaran
a.
Buku
adalah merupakan sarana
yang penting bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Karena pada
hakekatnya penggunaan media buku dalam proses belajar mengajar adalah bertujuan
untuk mempermudah siswa belajar (Purwodarminto,1986).
b.
Majalah
Majalah merupakan sarana
untuk menggugah minat siswa terhadap suatu masalah pada masa lampau atau masa
sekarang. Majalah ini memuat aneka peristiwa baik tentang pengembangan di
bidang pendidikan, juga memuat tentang artikel-artikel mengenai peristiwa
sejarah pada masal lampau. Hal ini merupakan bahan penunjang bagi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar di sekolah.
c.
Koran
Koran juga merupakan sarana penunjang
mata pelajaran sejarah, karena surat kabar merupakan suatu cara untuk menambah
pengetahuan bagi siswa.
Media cetak memiliki beberapa
kelebihan diantaranya:
1.
Siswa dapat belajar sesuai dengan
kemampuan masing-masing.
2.
Siswa dapat mempelajari materi dalam media
cetak secara berulang-ulang.
3.
Dapat dicetak ulang atau direvis sesuia
dengan garis besar program pembelajaran
yang baru.
Kekurangannya antara
lain:
1.
Tidak dapat menyajikan gerak dalam media
cetak.
2.
Uraian yang terlalu panjang dalam setiap
pokok bahasan dapat membosankan para pembacanya.
3.
Pembahasannya lebih mengarah pada kognitif.
Sumber:
Pentingnya media cetak bagi pelajar
BalasHapus