BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyajian materi pelajaran bagi siswa akan lebih mudah dipahami apabila materi yang disajikannya bersifat
konkrit. Hal ini mengingatkan kita bahwa tidak semua siswa sanggup belajar
dengan cara verbal yang abstrak dikarenakan
perkembangan kognitif mereka masih pada taraf operasional konkret khususnya pada tingkat sekolah dasar.. Pendapat
Piaget yang dikutip S. Nasution (1982 : 183)
membedakan beberapa fase dalam aspek kognitif yaitu fase sensorimotor, pra
operasional, operasional konkrit, dan fase operasional formal. Lebih lanjut Piaget
(dalam Marjory Ebbeck) menjelaskan bahwa anak usia (7-11 tahun) yang berada
pada fase operasional konkrit memiliki karakteristik yaitu: characterized by still being bound to the
concrete because thingking is still
dependent on real objects. Ability to conserve delelops during this
period and also the emergence of reversibility in thought.
Disamping hal tersebut di atas,
pengalaman belajar anak menurut Edgar Dale dimulai dari pengalaman langsung
menuju kepada yang abstrak. Agar diperoleh pengalaman langsung, lengkap dan
kesan yang mendalam dari apa yang dipelajarinya, maka tepatlah apabila anak
usia sekolah belajar melalui benda sebenarnya/benda asli.
BAB
II
PEMBAHASAN
- Pengertian Media realia (Media Nyata)
Media realia
adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar.
Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas,
melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi)
benda nyata tersebut ke lokasinya. Realia dapat digunakan dalam kegiatan
belajar dalam bentuk sebagaimana adanya, tidak perlu dimodifikasi, tidak ada
pengubahan kecuali dipindahkan dari kondisi lingkungan aslinya. Ciri media
realia yang asli adalah benda yang masih dalam keadaan utuh, dapat
dioperasikan, hidup, dalam ukuran yang sebenarnya, dan dapat dikenali sebagai
wujud aslinya. Media realia sangat bermanfaat terutama bagi siswa yang tidak
memiliki pengalaman terhadap benda tertentu. Misalnya untuk mempelajari
binatang langka, siswa diajak melihat badak yang ada di kebun binatang. Selain
observasi dalam kondisi aslinya, penggunaan media realia juga dapat
dimodifikasi.
- Jenis media nyata
- Potongan benda (cutaways),
Cara potongan (cutaways) adalah benda sebenarnya tidak
digunakan secara utuh atau menyeluruh, tetapi hanya diambil sebagian saja yang
dianggap penting dan dapat mewakili aslinya. Misalnya binatang langka hanya
diambil bagian kepalanya saja.
- Benda contoh (specimen),
Benda contoh (specimen) adalah benda asli tanpa
dikurangi sedikitpun. Yang dipakai sebagai contoh untuk mewakili karakter dari
sebuah benda dalam jenis atau kelompok tertentu. Misalnya beberapa ekor ikan
hias dari jenis tertentu, yang dimasukkan dalam sebuah toples berisi air untuk
diamati di dalam kelas.
- Pameran (exhibid).
Pameran (exhibit) menampilkan benda‑benda tertentu yang dirancang seolah‑olah
berada dalam lingkungan atau situasi aslinya. Misalnya senjata‑senjata kuno
yang masih asli ditata dan dipajang seolah‑olah mengambarkan situasi perang
pada jaman dulu.
Adapun
pendapat lain yang menyatakan bahwa benda asli memiliki macam sangat
bervariasi namun dapat diklasifikasikan
dalam dua istilah (Degeng, 1993: 56) yaitu
objek dan benda/barang contoh (specimen)
benda hidup. Objek yakni semua
benda yang masih dalam keadaan asli, alami seperti ia hidup dan berada.
Sedangkan benda/barang contoh (specimen) benda mati yaitu benda-benda asli atau
sebagian benda asli yang dipergunakan sebagai sample.
- Specimen benda hidup, seperti: akuarium, yaitu tempat yang digunakan untuk memelihara binatang air baik ikan maupun sejenisnya; terrarium, yaitu kotak tempat untuk memelihara hewan melata dan tumbuhan darat yang berukuran kecil; kebun binatang, tempat untuk memelihara berbagai jenis binatang baik binatang darat, air, udara yang dimaksudkan untuk contoh; insektarium, yakni tempat/kotak untuk memelihara berbagai jenis serangga, namun pada umumnya masyarakat mengkoleksinya serangga yang sudah mati; dan kebun percobaan/percontohan, yaitu kebun yang ditanami tumbuhan atau berbagai tumbuhan untuk percobaan/percontohan.
- Specimen benda mati, seperti herbarium, yaitu bagian dari tumbuhan (daun) yang sudah dikeringkan; teksidermi, yaitu kulit hewan yang dibentuk kembali setelah kulit tersebut dikeringkan dan isi tubuhnya kadang diisi dengan benda lin seperti kapas/kain; batuan, mineral, dan awetan dalam botol yaitu makhluk yang sudah mati diawetkan dalam botol yang berisi larutan kimia.
Pengklasifikasian benda asli disamping seperti di atas
dapat juga dilakukan dengan cara
mengklasifikasikannya menjadi benda asli alami dan benda asli buatan manusia.
Benda asli alami yaitu benda yang benar-benar asli tanpa ada perubahan bentuk
dan sifat aslinya, oleh manusia sedangkan
benda asli buatan yaitu benda asli yang sudah diubah baik bentuk maupun
sifatnya oleh manusia yang mungkin dibuat perhiasan, alat, perlengkapan,
makanan dan minuman.
Secara teori, penggunaan media
realia ini banyak kelebihannya, misalnya dapat memberikan pengalaman nyata
kepada siswa. Namun dalam prakteknya banyak benda‑benda nyata yang tidak mudah
dihadirkan dalam bentuk yang sebenarnya yang disebabkan oleh keterbatasan‑keterbatasan
tertentu. Oleh karena itu perlu ada jenis media lain sebagai penggantinya,
seperti dijelaskan berikut ini.
C. Peran Media Nyata Dalam Proses Pembelajaran
Peran benda asli dalam proses pembelajaran di sekolah dasar sangatlah
penting, baik itu pada kegiatan pra
pembelajaran, kegiatan inti/penyajian pembelajaran, maupun pada kegiatan tindak
lanjut.
Pada kegiatan pra pembelajaran
kadang guru kesulitan untuk memusatkan dan mengarahkan perhatian, motivasi atau
minat siswa terhadap topik/pokok bahasan yang akan dipelajari. Keadaan tersebut
terasa semakin sulit apabila guru tersebut menginginkan kegiatan pembelajarannya
menuntut partisipasi siswa aktif atau yang mendorong terjadinya interaksi
pembelajaran, yaitu interaksi yang terjadi antara siswa dengan guru, siswa
dengan siswa, dan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya, sehingga
menghasilkan perubahan pada aspek-aspek tertentu pada diri siswa baik aspek
intelektual, kognitif, afektif, maupun psikomotoriknya. Pemanfaatan benda asli
seperti mata uang, biji-bijian, benda-benda pos dan tumbuhan sebagaimana telah
diungkapkan terdahulu akan mampu merangsang dan memotivasi siswa dalam
mengikuti pelajaran dan merangsang tumbuhnya diskusi dalam pembelajaran yang
dilakukan.
Tahap kegiatan inti atau penyajian
pelajaran, pada tahap ini masalah yang sering dihadapi guru lebih banyak
berkaitan dengan cara bagaimana mengikat perhatian siswa selama pelajaran
berlangsung, dan bagaimana cara membantu siswa memahami materi dengan cepat dan
tepat. Disamping itu juga bagaimana mengoptimalkan aktivitas siswa/peran serta
siswa selama kegiatan pembelajaran. Kehadiran benda asli dipandang akan
mampu/dapat membantu menjaga perhatian dan menumbuhkan kegiatan yang aktif,
karena siswa tentunya dapat melakukan aktivitas seperti mengamati, meraba,
mendiskusikan, dan menganalisis serta mengklasifikasi. Media benda asli juga
dapat dimanfaatkan untuk membantu menemukan gagasan untuk kegiatan seperti
mengarang, bercerita dan menggambar.
Tahap Tindak Lanjut, pada tahap ini digunakan
untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba menerapkan berbagai
pengetahuan atau prosedur yang telah dipelajari. Kesempatan tersebut dapat
diberikan dalam bentuk latihan/tugas baik itu bersifat individu maupun
kelompok. Jadi dengan belajar melalui benda asli siswa akan lebih leluasa
melakukan kegiatan seperti mengamati proses pertumbuhan dari suatu tanaman.
Pemanfaatan benda asli dalam kegiatan pembelajaran sebagaimana
diungkapkan di atas sebenarnya memiliki peran yang sangat penting, namun dalam
pelaksanaannya masih jarang dijumpai dengan berbagai alasan. Alasan yang
membuat guru/orang tidak memanfaatkan benda asli diantaranya:
- Benda tersebut terlalu jauh dan tidak terjangkau,
- Benda itu berbahaya untuk dipelajari secara langsung,
- Benda itu tidak boleh dilihatnya,
- Benda itu sulit ditemukan/sudah tidak ada lagi.
- Teknik Pemanfaatan Media Nyata (Real Object)
Ada dua teknik yang dapat ditempuh untuk belajar melalui benda sebenarnya
yaitu “membawa kelas ke dunia luar” dan “membawa dunia ke dalam kelas”. Agar
diperoleh gambaran tentang kedua teknik ini akan dijelaskan berikut ini.
- Teknik membawa kelas ke dunia luar, maksudnya adalah anak dalam mempelajari materi pelajaran melalui objek nyata ke luar kelas yang biasanya dalam bentuk karya wisata. Karya wisata merupakan kegiatan belajar yang dilaksanakan melalui suatu kunjungan ke suatu tempat atau objek di luar kelas sebagai bagian yang tak terpisahkan (integral) dari seluruh kegiatan akademis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tertentu. Misalnya dalam proses belajar mengajar Sains akan dipelajari materi pelajaran dengan tema Binatang, guru bisa mengajak murid-murid ke kebun binatang untuk meneliti dan mengamati berbagai binatang baik tempat hidup binatang tersebut, ukurannya, suaranya, makanannya, jumlah kakinya, maupun gerakannya.
- Teknik ke dua dalam pemanfaatan benda asli yaitu membawa dunia ke dalam kelas, maksudnya siswa dalam mempelajari materi pelajaran melalui benda asli/real objek, benda asli tersebut yang berupa sampelnya (specimennya) dibawa ke dalam kelas. Misalnya dalam proses belajar mengajar Sains dibahas tumbuh-tumbuhan, maka tumbuh-tumbuhan tersebut dibawa ke dalam kelas untuk diteliti, diamati, diklasifikasi. Contoh lain dalam mempelajari topik Biji-bijian, maka guru atau siswa dapat membawa berbagai jenis biji-bijian seperti: biji kacang tanah, kacang panjang, kacang Bogor, kacang merah, kacang hijau, kedelai baik yang hitam maupun putih, tersebut ke dalam kelas untuk diamati, diklasifikasi dan diteliti atau dipelajari siswa. Pemanfaatan specimen memang banyak dilakukan dalam mata pelajaran Sains, namun dapat juga dilakukan dalam bidang social, seperti ketika membahas topik Uang pada mata pelajaran IPS, guru dapat menggunakan specimen jenis-jenis uang, baik uang kertas maupun logam. Dan juga ketika membahas Benda-benda Pos, guru dan siswa dapat memanfaatkan specimen benda-benda pos seperti prangko, materai, kartu pos maupun sejenisnya.
Dalam memanfaatkan benda asli/real objek disamping
dapat dilakukan dengan dua teknik di atas guru juga perlu mempertimbangkan paling tidak tiga hal, sebagaimana
diungkapkan Basuki Wibawa dan Farida Mukti (1992/1993: 55) yakni:
a.
Karena benda nyata banyak macamnya, mulai dari
benda-benda hidup sampai benda-benda mati, maka perlu dipertanyakan benda-benda
atau makhluk hidup apakah yang mungkin dapat dimanfaatkan di kelas secara
efisien.
b.
Bagaimanakah cara agar benda-benda itu sesuai dengan
pola belajar mengajar di kelas.
c.
Dari manakah kita dapat memperoleh benda-benda itu.
Kalau ketiga hal tersebut di atas sudah
dipertimbangkan secara masak maka pemanfaatan benda asli dalam proses pembelajaran semakin efektif.
- Tahap-Tahap Pemanfaatan Media Nyata (Real Object)
Pemanfaatan benda asli dalam proses pembelajaran perlu menempuh beberapa tahap, Steven Soulier (1981:
13) menyarankan enam tahap yang perlu ditempuhnya, yaitu: 1) prepare yourself,
2) prepare environment and equipment, 3) prepare student, 4) prepare media, 5)
prepare follow up activities, 6) prepare evaluation (student and teacher). Agar
diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang tahap-tahap pemanfaatan benda asli
dalam kegiatan pembelajaran, maka akan
dijelaskan pada bagian berikut.
1.
Menyiapkan Diri Sendiri
Betapapun tingginya nilai kegunaan benda asli, tidak akan memberi manfaat
yang banyak bagi orang yang tidak mampu menggunakannya. Oleh karena itu guru
perlu mempersiapkan diri khususnya tentang kemampuan dirinya untuk mengenali
berbagai hal tentang benda asli yang akan digunakan, dan kemampuan
menggunakannya sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan benda
asli.
2.
Menyiapkan Lingkungan dan Perlengkapan
Kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli tentunya memerlukan tempat/lingkungan,
dan peralatan untuk mendukungnya. Misalnya jika kegiatan pembelajaran dilakukan
di dalam kelas, maka perlu dipersiapkan alat dan tempat/lingkungan untuk
menaruh atau meletakkan benda-benda tersebut, sehingga akan terlihat dengan
jelas seluruh siswa dan juga mudah dalam memanfaatkannya. Namun jika
pembelajaran dilakukan di lingkungan sekitar maka sebelumnya guru perlu
mengecek kondisinya, luas sempitnya lingkungan yang akan dikunjungi, dan juga
perizinan yang perlu dilakukan.
3.
Menyiapkan Siswa
Apakah benda asli yang dipilih dan akan dimanfaatkan sudah sesuai dengan
karakteristik peserta didik baik itu taraf berpikirnya, pengalaman? Apakah akan digunakan untuk kegiatan individual,
kelompok kecil atau kelas? Berapa
jumlah peserta didiknya? Di mana
lokasinya? Bagaimana gaya belajarnya? Hal-hal yang berkaitan dengan pertanyaan
tersebut tentunya perlu dipersiapkan sebelum melakukan kegiatan pembelajaran
dengan memanfaatkan benda asli sehingga kegiatan tersebut dapat berlangsung
dengan efektif.
4.
Menyiapkan Media
Sebelum melakukan kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli,
guru perlu menyiapkan benda-benda asli/media yang akan digunakan tersebut, baik
yang berkait dengan jenis, jumlah, sifat, dan kondisi benda asli tersebut.
5. Menyiapkan
kegiatan tindak lanjut
Agar diperoleh hasil yang maksimal dari kegiatan pembelajaran dengan
memanfaatkan benda asli maka perlu
direncanakan/dipersiapkan kegiatan-kegiatan tindak lanjut dari pembelajaran
tersebut. Kegiatan tindak lanjut dapat berupa latihan, tugas, eksperimen maupun
lainnya. Misalnya setelah siswa belajar dengan memanfaatkan benda-benda asli
yang berada di sekitar/di luar kelas, kemudian diberi tugas untuk menyusun dan
mempresentasikan hasil pengamatannya di
hadapan teman-temannya.
6.
Menyiapkan Evaluasi
Kegiatan yang tak kalah pentingnya untuk dipersiapkan sebelum melakukan
kegiatan pembelajaran dengan memanfaatkan benda asli yaitu menyiapkan evaluasi.
Evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketercapaian kompetensi yang
telah ditetapkan sebelumnya. Hasil evaluasi yang dicapainya juga dapat
dijadikan sebagai feedback kegiatan yang telah dilakukan dan sekaligus untuk
perbaikan kegiatan mendatang.
Tahap-tahap di atas merupakan tahap yang penting dan perlu dilakukan
seorang guru dalam memanfaatkan benda asli agar proses pembelajarannya dapat
berhasil dengan efektif dan efisien.
- Kelebihan Media Nyata
Sumantri dan
Permana (2001) menyatakan kelebihan dari media benda konkret yaitu:
1)
Memberi pengalaman yang sangat berharga karena
langsung dalam dunia sebenarnya atau memberikan
pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk
hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.
2)
Memiliki ingatan yang tahan lama dan sulit
dilupakan.
3)
Pengalaman nyata dapat membentuk sikap mental
dan emosional yang positif terhadap hidup dan kehidupan.
4)
Benda
konkret dapat dikumpulkan dan dicari, dan
5)
Benda konkret
dapat dikoleksi orang.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Media realia
adalah benda nyata yang digunakan sebagai bahan atau sumber belajar.
Pemanfaatan media realia tidak harus dihadirkan secara nyata dalam ruang kelas,
melainkan dapat juga dengan cara mengajak siswa melihat langsung (observasi)
benda nyata tersebut ke lokasinya. Jenis media nyata diantaranya potongan benda (cutaways)
misalnya binatang langka hanya diambil bagian kepalanya saja, benda contoh (specimen), misalnya
beberapa ekor ikan hias dari jenis tertentu, yang dimasukkan dalam sebuah
toples berisi air untuk diamati di dalam kelas, Pameran (exhibid), misalnya
senjata‑senjata kuno yang masih asli ditata dan dipajang seolah‑olah
mengambarkan situasi perang pada jaman dulu.
Media nyata memiliki peran yang sangat penting dalam
pembelajaran. Peran pemanfaatan benda asli dapat tampak mulai dari kegiatan pra pembelajaran
yaitu merangsang dan memotivasi siswa dalam mengikuti pelajaran dan merangsang
tumbuhnya diskusi dalam pembelajaran yang dilakukan; kegiatan inti pembelajaran
yaitu membantu menjaga perhatian dan menumbuhkan kegiatan yang aktif, dan peran
pemanfaatan benda asli pada kegiatan tindak lanjut pembelajaran siswa akan
lebih leluasa untuk melakukan pengayaan terhadap materi yang telah
dipelajarinya.
Media nyata yang sangat beragam jenisnya, dalam
memanfaatkannya pada kegiatan pembelajaran dapat ditempuh dengan dua teknik
yaitu membawa kelas ke dunia luar dan membawa dunia ke dalam kelas. Agar
pemanfaatan benda asli dalam kegiatan pembelajaran dapat berjalan efektif perlu
ditempuh tahap-tahap dan langkah-langkah pemanfaatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Basuki Wibawa dan Farida Mukti. (1992/1993). Media Pengajaran. Jakarta: P2TK Dikti.
Degeng, I. Nyoman Sudana. (1993). Media Pendidikan. Malang: FIP IKIP
Malang.
Soulier, J.. Steven. (1981). Real Objects and Models. New Jersey:
Educational Technology Publications.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=108559&val=4073
Tidak ada komentar:
Posting Komentar